Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik ala Yusuf Randi, Pemilik Randi Farm
20.07
Hidroponik dan akuaponik merupakan suatu sistem yang banyak digunakan
masyarakat terutama di perkotaan untuk bercocok tanam. Hal tersebut terjadi
karena kedua sistem ini tidak membutuhkan lahan yang luas untuk memulainya. Namun
begitu tentunya ada perbedaan antara hidroponik dan akuaponik, terutama dalam
segi hasil. Bila pada hidroponik yang bisa dipanen hanya sayuran, sementara
untuk akuaponik bisa didapat hasil pertanian berupa sayur dan hasil perikanan.
Sumber: www.google.co.id |
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan sistem akuaponik ada beberapa keuntungan yang dapat
diambil seperti mendapatkan dua komoditas usaha tani yaitu sayuran dan ikan
dalam satu areal wilayah. Sayuran yang dihasilkan lebih sehat karena nutrisi
tanaman didapat dari bahan organik sisa pakan dan feses ikan dan ikan bisa
dibudidayakan dengan sistem padat tebar jika diterapkan sistem resirkulasi pada
air. Lahan untuk sistem akuaponik, petani tidak membutuhkan biaya perawatan
yang besar seperti biaya pakan dan lain sebagainya.
Sistem Akuaponik Hasilkan
Sayur dan Ikan Kualitas Bagus
Sumber: www.google.co.id |
Berbagai jenis
sayuran bisa diaplikasikan pada akuaponik di antaranya kangkung, selada , sawi,
caisim, bayam, seledri, cabai, tomat, timun sedangkan untuk jenis ikan yang
bisa diaplikasikan pada sistem ini juga beragam mulai dari ikan mas, mujair,
lele, patin hingga ikan gurame.
Karena merupakan hasil kombinasi antara akuakultur dan hidroponik maka untuk lama pemanenan dan hasil yang didapat tidak jauh berbeda. Untuk kualitas sayuran yang dibudidayakan dengan sistem akuaponik menghasilkan sayuran yang lebih tahan lama jika sudah dipanen, rasa sayuran lebih segar, dan tidak keras saat dimasak. Hal ini didukung karena sayuran mendapatkan nutrisi dari bahan organik fesek ikan.
Karena merupakan hasil kombinasi antara akuakultur dan hidroponik maka untuk lama pemanenan dan hasil yang didapat tidak jauh berbeda. Untuk kualitas sayuran yang dibudidayakan dengan sistem akuaponik menghasilkan sayuran yang lebih tahan lama jika sudah dipanen, rasa sayuran lebih segar, dan tidak keras saat dimasak. Hal ini didukung karena sayuran mendapatkan nutrisi dari bahan organik fesek ikan.
Sedangkan untuk kualitas ikan secara umum sama dengan konvensional namun
untuk teknik budidaya bisa diterapkan sistem padat tebar sehingga akan
menghasilkan ikan yang lebih banyak dibandingkan model konvensional. Ikan mas
yang dipelihara sekitar 10-50 g per ekor dengan padat tebar yang digunakan
berkisar 20 ekor per m2. Ikan nila yang dipelihara sekitar 10 g per ekor, padat
tebar yang digunakan berkisar 100-150 ekor per m2. Ikan gurame dengan berat
200-250 g per ekor, padat tebar 10 ekor/m2. Ikan lele dengan ukuran awal yang
dipelihara 100-125 g per ekor dengan padat tebar untuk pemeliharaan ikan lele
100-150 ekor/m2. Dan ikan patin dengan ukuran yang dipelihara 10-15 g per ekor
kepadatan tebar 15 ekor/m2. Untuk waktu pemanenan, tidak jauh berbeda pada
pertanian konvensional yaitu berkisar 1 bulan untuk sayuran dan sekitar 4-5
bulan untuk ikan.
Persiapan
Dalam
mengaplikasikan sistem akuaponik dalam skala kecil ukuran panjang 1.2 meter x lebar
1.2 meter x tinggi 2 meter dengan modal minimal yang dibutuhkan sekitar Rp 2
juta. Dari modal tersebut sudah mendapatkan berbagai peralatan dari pipa hingga
pompa air.
Setelah peralatan disiapkan langkah berikutnya ialah membuat kolam atau bak
pemeliharaan. Agar lebih hemat biaya bisa menggunakan terpal sebagai tempat
budidaya pemeliharaan kolam. Karena terpal lebih tahan lama, mudah dibuat dan
murah, dalam membuat kolam ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti
sumber air yang bersih, bebas racun dan sumber penyakit, kualitas dan kuantitas
air, serta keamanan tempat. Sedangkan untuk media tanam dan bibit ada beberapa
media yang bisa digunakan seperti pasir kasar, ijuk, arang kayu, arang sekam,
ijuk, pecahan batu bata, kerikil, batu apung, dan batu zeolit.
Tanaman harus
disemai dan dipelihara terlebih dalam media berupa tray persemaian atau polybag
hingga mencapai ukuran yang ideal untuk dipindahkan di media filter. Untuk
melakukan persemaian yang bisa dilakukan adalah persemaian yaitu campuran pasir
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Buat lubang tanam sedalam 1 cm
dengan masing-masing lubang diisi 3-5 biji tergantung jenis biji yang ditanam.
Setelah biji ditanam ditutup pasir tipis di atasnya. Persemaian tanaman
membutuhkan waktu sekitar 1-2 minggu tergantung jenis tanaman.
Benih yang siap
ditanam yaitu mencapai ketinggian 10 cm. Benih tanaman beserta akarnya
sebaiknya dipindahkan pada sore hari karena pada waktu tersebut kondisi tanaman
sedang dalam kondisi baik. Jarak tanam tergantung dari jenis tanamannya, untuk
tanaman kangkung, pakchoi dan selada jarak tanam yang dianjurkan 10 cm
sedangkan untuk tanaman tomat, cabai dan terung sayur hendaknya jarak
tanamannya berkisar 40 cm.
Pemeliharaan
Beberapa hal
penting yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan ikan pada sistem akuaponik
adalah pemberian pakan, pengontrolan kualitas air serta monitoring hama dan
penyakit ikan. Pemberian pakan hendaklah disesuaikan dengan manajemen pemberian
pakan yang benar, seperti misalnya ikan lele, pemberian pakan dengan acuan
5-10% berat biomassa per hari dengan frekuensi pemberian sebanyak 4-5 kali
sehari.
Selain pemberian
pakan, dalam sistem akuaponik ini harus dilakukan kontrol kualitas dan
kuantitas air. Hendaknya air perlu dibersihkan secara berkala setiap 2 minggu
sekali. Sedangkan untuk pemeliharaan tanaman, yang dilakukan hanya pengontrolan
hama dan penyakit dengan menggunakan perlakukan EM-4 tambak yang bisa didapat
di toko pertanian untuk menjaga kestabilan air. Lakukan berbagai pemeliharaan
tersebut, hingga sayur dan ikan siap panen.
Penulis: Kang YudaSumber: http://ideusahabisnis.com/budidaya-ikan-dan-sayuran-dengan-sistem-akuaponik-ala-yusuf-randi-sp-mp-pemilik-randi-farm/
diakses pada 25 Agustus 2016
Riza Nurlailla
15/383518/PN/14349
1 komentar
A. Nilai Penyuluhan Artikel:
BalasHapus1. Sumber Teknologi/Ide (Ada)
Sumber dan ide artikel berasal dari Kang Yuda seorang pemilik Randi Farm. Inovasinya adalah budidaya di bidang pertanian dan perikanan yaitu budidaya sayuran dan ikan air tawar dengan sistem akuaponik.
2. Sasaran (Ada)
- Secara langsung informasi didalam artikel tersebut ditujukan kepada petani sayuran dan petani budidaya ikan air tawar.
- Secara tidak langsung informasi ditujukan kepada masyarakat yang ingin memulai budidaya sayuran dan ikan air tawar tetapi tidak memiliki cukup lahan. Selain itu, ditujukan kepada pengusaha pelet (pakan ikan) dan bibit sayuran untuk melakukan inovasi terbaru terhadap kebutuhan sistem akuaponik.
3. Manfaat (Ada)
Artikel memberikan informasi bermanfaat untuk petani dan masyarakat yaitu tata cara budidaya dan pemeliharaan budidaya ikan dan sayuran dengan sistem akuaponik.
4. Pendidikan (Ada)
Sistem pertanian akuaponik yang dibahas pada artikel tersebut sangat menarik, sehingga dapat menjadi ide yang menarik untuk dikembangkan lebih lanjut.
B. Nilai Berita Artikel:
1. Timelines
Artikel tersebut membahas berita/isu terbaru yang kini menjadi trend di bidang pertanian dan perikanan yaitu sistem akuaponik.
2. Proximity
Artikel tersebut memiliki kedekatan dengan dunia pertanian. Pembahasan yang diulas berhubungan dengan informasi yang penting dan dibutuhkan petani.
3. Importance
Artikel mengandung infomasi penting untuk petani seperti tahapan dan tata cara budidaya sistem akuaponik untuk menghasilkan sayuran dan ikan yang berkualitas.
4. Prominence
Penulis artikel adalah seorang pemilik Randi Farm yang sudah berpengalaman dengan sistem akuaponik.
5. Human Interest
Artikel tersebut sangat menarik untuk dibaca dan membangkitkan pembaca untuk melakukan hal serupa.
Komentar Oleh: Wulan Fajarwati (15/383459/PN/14290)